Ita Lopang, Universitas Kristen Krida Wacana
Ardeneline Larayana Pratama, Universitas Kristen Krida Wacana
Sesuai dengan Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyebutkan perlu adanya upaya untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup. Salah satu upayanya dilakukan dengan pengelolaan air limbah.
Air limbah adalah air sisa dari suatu hasil usaha dan/ atau kegiatan, yang jika tidak dilakukan pengelolaan dengan baik, akan dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
Air limbah rumah tangga merupakan sumber utama pencemaran badan air di daerah perkotaan. Air limbah rumah tangga termasuk dalam air limbah domestik. Yang dimaksud dengan air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Apa saja kegiatan yang dapat menghasilkan limbah domestik?
Limbah domestik bisa berasal dari rumah susun, penginapan, asrama, pelayanan kesehatan, lembaga pendidikan, perkantoran, perniagaan, pasar, rumah makan, balai pertemuan, arena rekreasi, permukiman, industri, IPAL kawasan, IPAL, permukiman, IPAL perkotaan, pelabuhan, bandara, stasiun kereta api, terminal dan lembaga pemasyarakatan.
Pengelolaan air limbah rumah tangga dilakukan dengan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL DOMESTIK ), agar air limbah yang dibuang ke badan air dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang pada Tahun Anggaran 2020, telah membangun unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL Domestik) dengan kapasitas 9 m3. IPAL Domestik ini berfungsi untuk mengolah air buangan dari kegiatan domestik DLH Kota Semarang, antara lain dari kamar mandi, musholla dan pantry. IPAL Domestik tersebut terdiri dari empat (4) bagian, yaitu bak grit chamber, grease trap, aerasi, filtrasi, yang terdapat dalam satu tangki (Paket) IPAL. Pada bak grit chamber air limbah domestik dikumpulkan kemudian sebelum masuk pengolahan IPAL air limbah melewati grease trap yang berfungsi untuk menyaring padatan – padatan yang masih besar. Kemudian air limbah dialirkan kedalam aerasi dimana air limbah di olah dengan penambahan bakteri dan oksigen yang berfungsi untuk mengurangi polutan – polutan yang ada. Sebelum di alirkan ke effluent tank, air limbah yang sudah diolah di saring kembali melalui bak filtrasi, untuk mengurangi padatan yang masih ada. Kemudian air limbah di alirkan ke bak effluent dimana pada bak ini ditambahkan klorin untuk membunuh bakteri yang masih ada dalam air limbah. Diharapkan agar air limbah dapat memenuhi Baku Mutu yang dipersyaratkan. Untuk selanjutnya air limbah dialirkan kedalam fish pool sebagai indikator bahwa air limbah sudah layak di buang ke lingkungan menuju Sungai Tapak.
Elly Kusumawati, Universitas Kristen Krida Wacana
Air limbah domestik adalah air buangan dari aktivitas sehari-hari di rumah tangga dan perkantoran, seperti penggunaan toilet, wastafel, dan dapur. Permasalahan limbah domestik di daerah urban dengan kepadatan penduduk yang tinggi menjadi penting untuk ditangani karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan perairan dan membahayakan kesehatan manusia. Penelitian ini menganalisis kualitas air limbah domestik dari perkantoran Balai X dengan fokus pada parameter Chemical Oxygen Demand (COD), amonia (NH3-N), dan Total Suspended Solids (TSS). Metode penelitian meliputi pengambilan sampel air limbah dari inlet dan outlet instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Balai X dan analisis laboratorium untuk mengukur konsentrasi COD, NH3-N, dan TSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi COD pada inlet adalah 86,55 mg/L dan pada outlet adalah 66,74 mg/L, menurun sebesar 22,88%. Konsentrasi amonia pada inlet adalah 153,42 mg/L dan pada outlet 97,95 mg/L, menurun sebesar 36,13%. Konsentrasi TSS pada inlet adalah 219 mg/L dan pada outlet 49,5 mg/L, menurun sebesar 77,4%. Meskipun terjadi penurunan konsentrasi setelah pengolahan, nilai-nilai yang dihasilkan masih melebihi standar baku mutu. Implikasi lingkungan termasuk penurunan kadar oksigen terlarut di badan air penerima, risiko toksisitas bagi organisme akuatik, dan gangguan fotosintesis tanaman air. Kesimpulan penelitian ini menekankan pentingnya optimasi sistem pengolahan melalui peningkatan desain reaktor biologis, penerapan proses nitrifikasi-denitrifikasi, dan penambahan tahap filtrasi dan sedimentasi.
Agustiani, K., & Mirwan, M. (2024). ANALISIS KUALITAS AIR LIMBAH DOMESTIK PERKANTORAN BERDASARKAN PARAMETER COD, AMONIA, DAN TSS. Scientica: Jurnal Ilmiah Sains Dan Teknologi, 2(7), 55–64. Retrieved from https://jurnal.kolibi.org/index.php/scientica/article/view/1628
Sistem Pengelolaan Air limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)
Penyusun Pokja PPAS
Organisasi & Jabatan Pokja PPAS
Dilihat 35716
Setelah membahas mengenai Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S), selanjutnya kita membahas mengenai SPALD Terpusat (SPALD-T).Sebagai bagian sekaligus penutup dari rangkaian pembahasan Peraturan Menteri PUPR No 4/2017 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD), berikut adalah poin-poin dari Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) mulai dari pengertian, pembagian cakupan pelayanan, hingga cara pemeliharaan.Nah bagaimana dengan sistem pengelolaan air limbah domestik di rumahmu? Apakah kamu termasuk pengguna SPALD-S atau SPALD-T? Semoga pembahasan ini membantu kamu lebih memahami tentang sistem pengelolaan air limbah domestik ya.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S)
Penyusun Pokja PPAS
Organisasi & Jabatan Pokja PPAS
Dilihat 32684
Penjelasan mengenai Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) yang tercantum di dalam Peraturan Menteri PUPR No 4/2017 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) memberikan informasi lengkap mulai dari pengertian, pembagian cakupan, pengoperasian dan pemeliharaan. Untuk mengetahui lebih jelas terkait SPALD-S, yuk simak poin-poin berikut!
%PDF-1.6 %âãÏÓ 2334 0 obj <> endobj 2348 0 obj <>/Filter/FlateDecode/ID[<6FFCB92992952A4BA6C10431F0719596><10297E5FA1BB24478EFC5DCAED351887>]/Index[2334 41]/Info 2333 0 R/Length 87/Prev 13850693/Root 2335 0 R/Size 2375/Type/XRef/W[1 3 1]>>stream hŞbbd```b``İ"g‚H&1°ÈwÉöDJö�Èع@’ñò;°Ê °ÊÙ`v�dŞuÌ’�Na`bdà\Š "ò?Ã�s/ û¿D endstream endobj startxref 0 %%EOF 2374 0 obj <>stream hŞÄTıOgÿ^Ÿº§�wå U1 4Ù`1Ë5”“©§=PP–@â’j0_6/Ƙ«¢��tÅùÒcªñ%ŠAÔ½„D—s8ç‹E4*èRRúƒc/ [œÆ™ø\é¨ÿ�—|Ÿçûù|?ß—\ò} ˜4xL×1dBúË3aÍ`qÜdı‘w¬à˜¤Y¨ğä|ûMşX0‡ejáŠ|*û¸ÌÛM ]´†‘Š÷˜Ã½Û§ÿ5öå²ç�çşßº_î^óêì¬[Mø2Àޘ~¥©íû7H̹ÜÙ÷�àeVÛ[ó•—%ÂäŒkçʆ¾)½ ÿPë ÿêÊ7AS�¿ ?«:_ˆ‘Ï'MıȃŸÍBÖú%Í’×ôğ^IvAŞOïo×�~õbíº=§O}ßÙáïÛÚöûàí�şNÿf *:‡³"¸5È󊧨ªeæuãÖ¯?m|Ğ8Ğ.éJ…ƒ¢ƒ^.SÒ7¨ulñʲÑÖk9Ñ)9»P®ïŸz±oØí^�uï²Ûò”øâUr ;h§9±ÆÕ¤ «p ®�&§,R±�lkNpâvš�6ìÜTâ†_»†ŒD›¤Ä+ÿè )õV•¯Æ:‚ÎàX_Ãö;A‰Ë´�£âKƒNRö¨ƒÉ^.^b‰ø Ê—cn#K‡LVÛçXÄöé¤#2F:ƒl’ôş’Çc8°µ6'´gä)£-�ûÈÅpÔèê¢~ößDÅN²$Dss«{«äâî°âAöz£şI¿;ɈÈ�ÑEyvGœ�²NvHøÓ7\Ş_Ï+OeZ!Ê�ê�g�H \üKiX©Ö‡$Rp€Ln¤ğó©§İÕ¢i(lQ4ÃK]Æ©âq› RĞP!PTØb`œ$’@M‰,IQŠHªR(Ço8)7Mşß �®A²—”1áø™¬¦�Ï ©¬47A¥úSÊCL(Àòö– �…Ûå²Ó4±Òäv{È~o’*§†§Ï›–ÅFĞT%,_ #f-6·èäaØün'Ù�#ÈÌ� Şw>1;±à9DÔ1QRÆ´ï“\ÛßåV¡İú·ù̹äâáGàwô$�qp6²@¯5 ˺B}2È: (qà;ô zÔB)ıŞ Gpwæ"£&€õâûj·‡"–x-À rL§9 endstream endobj 2335 0 obj <>/Metadata 987 0 R/Pages 2320 0 R/StructTreeRoot 2204 0 R/Type/Catalog/ViewerPreferences<>>> endobj 2336 0 obj <>/ExtGState<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageC]/Properties<>/Shading<>/XObject<>>>/Rotate 0/StructParents 0/TrimBox[29.5039 29.504 871.394 624.78]/Type/Page>> endobj 2337 0 obj <>stream hެVmoÛ6ş+ü¸¡ˆù*Š ¶Sgiê$ˆ¼e«‘œ%ÂdÉ�è"ù÷»#eÇnó⤃`ó¨{ç=:��ÊF„L±WN¸HÀ³HH"t ‘< QÜ ¡IƒpJÒ(cçÀÊ®X ”f„§B!ÆS…n´ * \I¸IĞšVàZc0°Èa®ƒ.l… º ¬Xx.É�JA-E™ÂÖ*䦂HäR ‘sNf4ËW®q¾¨+:(Kzœ+æùIã>~¤#6ã=vCG|Æp=®—®¨fı ¯«9jMV9ôœ€$½rÕm�²¸»é÷oÀÈà4#ÿ¸²ÍépBÏëféJ:ñ‹Ë�sq9!œfâ›uN³‰kÿÑ*§h�~º÷'™w>§sôêUÔë÷1>²óC‡£¬Ëb4ùëŒ�v.κ5£ÓÆU-$�Wó‡èऩ׫~t‡£XqF®è �J2£_ÖË¢ªÛÂw*bĞÀôBÔ/gÇö³‹(BÓ¯eøê £o?@ŒÖÛy^ybIGnõ[^ÜŞy¢U‡9G :.İmK$uå‡Ãú~vèGá’%¨~xc·,ʇ_NÏ®®>Œ‡Îû¼isw4¬ËůQ¦(süH¤ G€¯Îİ2§—_Ç_'?(�Ì7¹ŸßmòÇW×1Ö”1zê]YÌÕm™ãQû|ù|v:¦�²˜LS¬|İĞ?»•U±æ®ÍQäY÷Ÿªy½(ª[z]Tƒª-¶ûqÑ´~tçšÍÁ
%PDF-1.4 %âãÏÓ 1786 0 obj <> endobj xref 1786 39 0000000016 00000 n 0000001806 00000 n 0000001966 00000 n 0000002429 00000 n 0000002887 00000 n 0000003685 00000 n 0000003798 00000 n 0000004069 00000 n 0000004726 00000 n 0000005003 00000 n 0000005508 00000 n 0000006309 00000 n 0000006864 00000 n 0000007144 00000 n 0000007732 00000 n 0000008421 00000 n 0000008573 00000 n 0000009042 00000 n 0000009071 00000 n 0000009524 00000 n 0000010210 00000 n 0000010966 00000 n 0000011654 00000 n 0000012377 00000 n 0000012492 00000 n 0000013248 00000 n 0000013860 00000 n 0000069637 00000 n 0000104988 00000 n 0000141553 00000 n 0000141624 00000 n 0000141727 00000 n 0000166253 00000 n 0000166549 00000 n 0000166901 00000 n 0000198003 00000 n 0000198288 00000 n 0000001591 00000 n 0000001100 00000 n trailer <<78412E2F937ABB4DACED6AC348563C3F>]/Prev 335511/XRefStm 1591>> startxref 0 %%EOF 1824 0 obj <>stream hÞb```b``=ÌÀÆÀÀ" Ā B¬@QŽ°È~£ƒF¾ÜE…¸®ôeÑ?ÈÁ}ÃÞh™°µk².0 f�€6¡nµ•Ï§œñ‚ÇÑI¢ÀKgšd†å³ŽN›2�‚‰®‚”IkÏËêÒ™•2ÍJ"uÁ¥nµÊU`ËœA $ŸXtr™gò¶(�^71©CVŽÄƒ›ÒgBhTù›{<®¶j{å*¸®yY g$ �Æ(¨¤”ÑÑÑÑ dŠ¸ Y`'ƒŒ-`\ccc¨£`hL½�T�- , ¤SÅlUTRÒ à < �f`aœ¤•�X,"É À¸�q#3+CÃ7¦ †?Œ˜9˜„þ33Í`¨gÜÔ±†i*Óm¦éL»¢€´÷Í�ÿúö0è1øÅoeägt¯Leda|ÂðŸÁoÕ9& {–0è01ˆ3ˆÁ£G•�e³8²âçÀEXe‚<
Pencemaran sungai didominasi oleh air limbah rumah tangga. Secara fisik, limbah cair domestik memiliki karakteristik berbusa, keruh, berbau, dan berminyak. Sungai yang tercemar menurunkan kapasitas pengangkutan dan pemuatannya, yang membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar ekosistem. Penelitian ini membahas cara pengolahan limbah cair domestik, khususnya limbah cair grey water yang berasal dari kegiatan mencuci baju, mencuci piring, dan mandi. Penelitian ini menggunakan tanah gambut dan tanaman air sebagai bahan untuk mengolah air limbah domestik. Dengan menggunakan empat perlakuan, hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium dibandingkan dengan baku mutu Permen LH No. 68 Tahun 2016. Perlakuan pertama dengan air limbah domestik, perlakuan kedua dengan menggunakan tanah gambut, perlakuan ketiga dengan tanaman air, perlakuan keempat dengan tanah gambut dan tanaman air. Hasil yang diperoleh pada perlakuan satu dan kedua belum memenuhi standar baku mutu, sedangkan perlakuan ketiga dan keempat memenuhi standar baku mutu. Pada pengolahan tanah gambut dapat menurunkan polutan COD dan BOD, sedangkan tanaman air dapat menurunkan polutan amoniak dan phospat.
Kata kunci: air limbah rumah tangga, pengolahan air limbah, biotreatment, tanah gambut, tanaman air